Cari Blog Ini

Minggu, 12 Februari 2012

Ibadah

IBADAH

A. Pengertian / Definisi Ibadah

Ibadah secara bahasa ( etimologi ) berarti merendahkan diri atau tunduk.Sedangkan menurut syara` ( termminologi ),ibadah mempunyai banyak definisi,tetapi makna dan maksudnya Satu.Definisi itu antara lain aadalah :

1. Ibadah adalah taat kepada Allah dengan melaksanakan perintahnya melalui lisan para Rasul-Nya.

2. Ibadah adalah merendahkan diri kepada Allah Azza wa jalla,yaitu tingkatan tunduk yang paling tinggi disertai dengan rasa mahabbah yang paling tinggi.

3. Ibadah adalah sebutan yang mencakup seluruh apa yang dicintai dan diridhai Allah Azza wa jalla,baik berupa ucapan atau perbuatan,yang zhahir maupun yang bathin.Yang ketiga ini adalah definisi yang paling lengkap.

    Ibadah terbagi menjadi ibadah haji,lisan dan anggota badan.Rasa khauf ,raja`,mahabbah,tawakkal,raghbah,dan rahbah adalah ibadah Qalbiyah.Sedangkan tasbih,tahlil,takbir,tahmid dan syukur dengan lisan dan hati adalah ibadah Lisaniyah Qalbiyah.Serta masih banyak lagi macam-macam ibadah yang berkaitan dengan amalan hati,lisan dan badan.

Ibadah inilah yang menjadi tujuan penciptaan manusia.Allah berfirman :
                 •   •    
“ Artinya : Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.Aku tidak menghendaki rizki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka member makan kepada-Ku,sesungguh-Nya Allah Dia-lah Maha pemberi rizki yang mempunyai kekuatan lagi sangat kokoh.” ( Adz-Dzariyaat.56-58 )

Allah Azza wa jalla memberitahukan bahwa hikmah penciptaan jin dan manusia agar mereka melaksanakan ibadah hanya kepada Allah Azza wa jalla. Dan Allah Maha Kaya,tidak membutuhkan ibadah mereka,tetapi merekalah yang membutuhkan-Nya,karena ketergantungan mereka kepada Allah,maka barang siapa yang menolak beribadah kepada Allah,ia adalah sombong.Siapa yang beribadah kepada-Nya tetapi dengan selain apa yang disyari`atkan-Nya,maka ia adalah mubtadi`.Dan barang siapa yang beribadah kepada-Nya hanya dengan apa yang disyari`atkan-Nya,maka ia adalah mukmin muwahid.  

Seseorang mukallaf mengerjakan sesuatu yang berlawanan dengan keinginan nafsunya,untuk membesarkan Tuhanya”.

    Mereka mengartikan ubudiyah dengan menepati segala janji yang telah dijanjikan kepada Allah dan memelihara segala Had serta meridhai apa yang ada dan bersabar terhadap sesuatu yang tidak diperoleh ( sesuatu yang hilang ).

    Ibadah menurut ahli tasawaf terbagi tiga 3, yaitu :

1. Beribadah kepada Allah karena mengharap benar akan memperoleh pahala-Nya atau takut akan siksa-Nya.
2.    Beribadah kepada Allah karena memandang bahwa ibadah itu perbuatan mulia,dilakukan oleh orang yang mulia jiwanya.
3. Beribadah kepada Allah karena memandang bahwa Allah berhak disembah dengan tidak memperdulikan apa yang akan diterima,atau diperoleh dari pada-Nya.

        Kemudian,menurut ahli Fuqaha pengertian ibadah adalah “ Segala taat yang dikerjakan untuk mencapai keridhaan Allah dan mengharap pahala-Nya di akhirat kelak.
Apabila disimpulkan maka ibadah mengandung 2 pengertian, yaitu :

A. Khash

1. Makna khash menurut ahli ushul adalah,segala hukum yang tidak terang illatnya ( alasanya.
2. Makna khash menurut ahli fugaha adalah,segala hukum yang dikerjakan untuk mengharap pahala di akhirat,dikerjakan sebagai tanda pengabdian kita kepada Allah.

B  “Aam
    Makna “Aam ialah,segala hukum yang kita laksanakan atas nama ketetapan Allah dan di Ridha`I oleh-Nya.




B. RUANG LINGKUP DALAM ISLAM

    Islam amat istimewa hingga menjadikan seluruh kegiatan manusia sebagai ibadah apabila diniatkan dengan penuh ikhlas karena Allah demi mencapai keridhaaNya serta dikerjakan menurut cara-cara yang disyariatkan oleh-Nya.
    Hakikat ini ditegaskan oleh Allah di dalam Al-Quran :
            
Dialah yang telaah mentakdirkan adanya mati dan hidup ( kamu ) untuk menguji dan menzahirkan keadaan kamu: Siapakah diantara kamu yang lebih baik amalnya; dan Dia Maha Kuasa ( membalas amal kamu ),lagi maha pengampun,( bagi orang-orang yang bertaubat ).( Al-Mulk:2 )

    Oleh itu ruang lingkup ibadah dalam islam sangat luas.Ia adalah seluas tempoh hayat seseorang muslim dan kesanggupan serta kekuatanya untuk melakukan apa saja amal yang diridhai oleh Allah dalam tempoh tersebut.


C. SISTEMATIKA IBADAH

    Sistematika itu amat diperlakukan mengingat cakupan ibadah itu sendiri yang luas.Kita sering “terkecoh” : “ Tidur itu kan ibadah.Dari pada membicarakan kejelekan orang lain,dari pada menggunjing tetanggakan lebih bagus tidur saja”.Dan banyak lagi ungkapan yang senada.
    Ungkapan diatas memang benar.Dari pada menggunjing lebih baik tidur.Namun masalahnya ibadah yang membaca kepada ketaqwaan,yang esensi ketaqwaan itu adalah dekat dan “tidak berpisah: dari Yang Maha Suci.
    Oleh karena itu,ibadah yang sistemati tidak bias dilepaskan kalau tidak menyebut sewajibnya.Sistematik itu ialah seperti yang ditulis Imam Al Ghazali dalam kitabnya Al Mungidz Minadhalalai.

Pertama: Suci dari najis ( kecil,sedang dan besar ).Ini paling dasar dalam hidup kita.Sebuah komitmen kita untuk menjauhi hal-hal yang bersifat ketat.Ini mengartikan sebagai pagar agar tubuh kita senantiasa bersih.

Kedua: Suci dari hadas ( besar dan kecil ).Ini pertama kali yang ditubuh kita.Kalau najis benda luar yang nempel di tubuh.Suci dari hadas mudah dilakukan namun sulit dikerjakan.Diakui betapa gampangya berwudhu` hanya sebentar selesai.Namun kenyataanya,betapa sukarnya dijalankan.Kemudian hadas besar.Mungkin berat hati langsung mandi besar setelah bersebadan dengan pasangan kita.Mungkin kita sering menunda keesokan harinya setelah habis tidur semalaman.

Pemelihara wudhu`,bergegas berwudhu`,cepat mandi besar mendorong kepada ibadah yang lain.Seseorang yang berwudhu`mendorong untuk melakukan sholat,dzikir atau membaca Al-Quran.Fungsionalisasinya,seseorang yang gemar memperbaharui wudhhu`nya,ia akan lagi bershalat,berdzikir dan membaca Al-Quran.Sebaliknya jika enggan berwudhu`,enggan memperbaharui wudhu`nya,ia pun pasti enggan bershalat,atau membaca Al-Qur`an.

Ketiga : Suci dari perbuatan dosa dan maksiat.Ini terkait dengan yang pertama dan kedua.Bukankah dosa dan maksiat merupakan najis yang tak berbentuk benda.Namun najis perbuatan.Dan apabila wudhu` tidak lepas,tidak akan terbawa kepada dosa  dan maksiat.Orang yang benar-benar berwudhu`,tidak mungkin berbuat dosa dan maksiat.

Keempat : Suci dari penyakit hati.Ini yang merusak ibadah kita.Bagaimana mungkin hendak bershalat khusuk jika hatinya tumbuh rasa iri dan dengki. Tidak mungkin dia shalat dalam hati yang membara.

Kelima : Suci dari lupa kepada Allah. Ini pencapaian tertinggi setelah kita berhasil membangun pola hidup yang pertama sampai keempat. Poin satu sampai ke poin lima merupakan suatu kesatuan yang tak terpisah. Sebab pola hidup yang sistemik.

D. HAKIKAT IBADAH

    Hakikat ibadah adalah ketundukan jiwa yang timbul karena penasaran cinta akan Tuhan dan merasakan kebesaran-Nya, laantaran beriktikat bahwa alam ini ada kekuasaan, yang akal tak dapat mengetahui hakikatnya.
    Kata Al-Imam Ibnu Katsir dalam tafsirnya :
“Ibadah adalah suatu pengertian yang mengumpulkan kesempurnaan cinta, tunduk dan takut”.
    Apabila makna-makna ibadah yang diberikan oleh masing-masing ilmu diperhatikan baik-baik, nyatalah bahwa pendapat yang diberikan oleh suatu golongan yang lain. Jelasnya, tidaklah dipandang seseorang mukalaf telah beribadah (sempurna ibadahnya) kalau ia hanya mengerjakan ibadah dalam pengertian fuqaha, atau ahli ushul saja. Disamping dia beribadah dengan ibadah-ibadah yang dibentangkan oleh para fuqaha, ia perlu pula beribadah dengan yang dimaksudkan oleholeh ahli tauhid, ahli hadits dan ahli tafsir. Dan perlu pula ia beribadah dengan ia maksudkan oleh ahli akhlak, yaitu memperbaiki budi pekerti. Maka pengertian-pengertian tersebut telah menyatu, barulah terdapat hakikat ibadah dan ruhnya, barulah ibadah mempunyai motor yang menggerakkan.
    Pokok ibadah itu, adalah tidak engkau menolak sesuatu hukum Allah, tidak engkau meminta sesuatu hajat kepada selain-Nya, dan tidak engkau mau menahan sesuatu dijalan-Nya.
    Kata sebagian orang arif, “pokok ibadah itu ialah engkau meridhai Allah selaku pengendali urusan,selaku yang memilih,engkau meridhai Allah selaku pembagi,pemberi penghalang (penahan),dan engkau meridhai Allah menjadi sembahan dan pujaan.

E. MACAM-MACAM IBADAH

    Ibadah-ibadah yang kita laksanakan berdasarkan bentuk dan sifat-sifatnnya ada enam macam :

Pertama : Ibadah-ibadah yang berupa perkataan dan ucapan lidah.Ibadah Ini misalnya tasbih,tahmid,tahlil,takbir,memberi salam,menjawab salam,khutbah,membaca Al-Qur`an,dsb.

Kedua : Ibadah-ibadah yang berupa perbuatan yang tidak disifatkan dengan sesuatu sifat.Contohnya menolong orang yang tenggelam,berjihad di jalan Allah dan menyelenggarakan urusan jenazah.

Ketiga : Ibadah-ibadah yang berupa menahan diri dari mengerjakan sesuatu pekerjaan.Ibadah ini semacam puasa yaitu`menahan diri dari makan,minum,dan dari segala sesuatu yang membatallkanya.

Keempat : Ibadah-ibadah yang melengkapi perbuatan dan menahan diri dari suatu pekerjaan,umumnya,I`tikaf (duduk dalam sebuah mesjid),serta menahan diri dari haji,thawaf,wukuf di arafah,ihram,dsb.

Kelima : Ibadah-ibadah yang bersifat menggugurkan hak.Umpamanya,membebaskan orang-orang yang berhutang,memaafkan kesalahan orang,memerdekakan seorang budak.Menggugurkan hak itu (memaafkan kesalahan) belebih kurang derajatnya,menurut lebih kurangnya yang di gugurkan itu.Umpamanya memaafkan Qishas (mengambil bela dari pembunuhan),lebih utama dari memaafkan Had qadz.

Keenam : Ibadah-ibadah yang melengkapi perkataan,pekerjaan,khusyuk menahan diri dari berbicara yang tidak bena,dsb.


F. KESIMPULAN

    Dari apa yang dirangkum pada penjelasan-penjelasan sebelumnya mengenai ibadah,maka dapat kita simpulkan bahwa ibadah adalah penting bagi kehidupan manusia agar dapat taat dan tunduk semata-mata karena Allah untuk mencari keridha`an Allah dan mensyukuri segala yang telah Allah berikan kepada kita dengan cara kesanggupan dan kekuatan kita untuk melakukan apa saja amal kebajikan yang diriha`i oleh Allah.
    Kemudian,agar ibadah kita bisa kita laksanakan maka  kita harus berilmu terlebih dahulu,contohnya seperti sholat,kita tidak bisa asal-asal sholat mengikuti gerak-gerik orang lain tanpa belajar dan berilmu dahulu,belajar bagaimana tata cara sholat,dan bacaan-bacaan dalam sholat serta segala sesuatu yang berhubungan dengan sholat.Begitu juga dengan ibadah-ibadah yang lain,sebelum kita melaksanakanya kita harus pelajari dan pahami dulu yang bersangkut paut dengan ibadah tersebut.
    Selain itu ibadah juga banyak macamnya seperti yang telah tersebut diatas,tetapi intinya tetap sama yaitu mencari ridha Allah dan mengumpulkan pahala yang banyak untuk bekal diakhirat kelak.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar