Cari Blog Ini

Minggu, 12 Februari 2012

Merawat Organ Reproduksi Cewek

Merawat Organ Reproduksi Cewek

Perawatan kesehatan dan kebersihan adalah hal yang banyak dibicarakan dalam masyarakat. Biasanya hal ini diajarkan oleh orangtua kita sejak kita masih kecil.
Tetapi, karena orangtua sering kali enggak merasa nyaman membicarakan masalah seksual, biasanya masalah kesehatan dan kebersihan yang dibicarakan hanya menyangkut hal yang umum saja, sedangkan urusan kesehatan organ seksual jarang kita dapatkan dari mereka.

1. Membersihkan daerah kewanitaan

Secara umum, menjaga kesehatan berawal dari menjaga kebersihan. Hal ini juga berlaku bagi kesehatan organ-organ seksual, apalagi buat kita-kita ini, yang tinggal di daerah tropis. Udara yang panas cenderung lembab sering bikin kita merasa gerah dan keringetan.Keringat ini membuat tubuh kita lembab, terutama di bagian tubuh yang tertutup dan lipatan-lipatan, yang akan menyebabkan bakteri mudah berkembang biak, menimbulkan bau yang enggak sedap dan juga menimbulkan penyakit. Seperti yang diajarakan oleh nenek moyang kita, mandi dua kali sehari itu baik untuk kesehatan.

Untuk menjaga kebersihan vagina, yang perlu kita lakukan adalah secara teratur membasuh bagian di antara vulva (bibir vagina) secara hati-hati menggunakan air bersih dan sabun yang lembut (mild) setiap habis buang air kecil, buang air besar, dan ketika mandi. Kalau kita alergi juga dengan sabun yang lembut sekalipun, cukup basuh dengan air hangat. Yang penting adalah membersihkan bekas keringat dan bakteri yang ada disekitar vulva di luar vagina. Bagian dalam vagina biasanya akan mampu menjaga kebersihannya sendiri.

Ingat, cara membasuh yang benar adalah dari arah depan (vagina) ke belakang (anus), jangan terbalik, karena akan menyebabkan bakteri yang ada di sekitar anus terbawa masuk ke vagina. Gunakan air bersih, lebih baik lagi air hangat, tetapi jangan terlalu panas karena bisa menyebabkan kulit yang sensitif di daerah vagina melepuh dan lecet. Setelah itu, sebelum pakai celana lagi, keringkan dulu menggunakan handuk atau tisu yang enggak berparfum.

Penggunaan deodoran, sabun antiseptik yang keras, atau cairan pewangi (parfum) untuk menghilangkan bau di daerah kewanitaan bukanlah tindakan yang bijaksana, bahkan malah bisa berbahaya untuk kesehatan.
Kenapa?

Pertama, pada vagina yang sehat, juga hidup berbagai bakteri dan organisma termasuk yang merugikan dan bisa menyebabkan vaginitis. Biasanya sih bakteri ini enggak bikin masalah karena masing-masing jumlahnya enggak banyak. Terlalu sering membasuh vagina dengan cairan kimia (douching) dan penggunaan deodoran dan farfum akan merusak kesimbangan yang ada sehingga akan memungkinkan terjadinya infeksi. Vaginitis adalah peradangan pada vagina yang terjadi karena perubahan keseimbangan normal bakteri yang hidup disana. Tanda atau gejala paling umum adalah munculnya cairan yang berwarna putih keruh keabuan dan berbusa serta menimbulkan bau kurang sedap, Kalau ngalamin kejadian kayak gini, jangan segan-segan segera hubungi dokter untuk periksa.

Kedua, penting diketahui bahwa selalu akan ada bau khas yang muncul dari daerah vagina, karena dinding vagina serta leher rahim memproduksi cairan. Cairan ini, yang berwarna putih atau kekuningan, adalah sehat dan normal. Bau, rasa, dan tingkat kekentalan cairan ini bisa berubah-ubah seiring dengan siklus menstruasi kita.. Cairan ini juga akan berubah kalau ada sesuatu yang enggak beres.

Nah, penggunaan produk-produk wewangian selain bisa membuat iritasi dan alergi, juga akan membuat kita enggak bisa mengetahui bau normal dari vagina kita (karena tertutup oleh bau wangi yang ditimbul
kan dari produk yang kita pakai). Padahal mengetahui kondisi normal organ kita itu penting sekali. Dari situ kita bisa mendeteksi secara dini kalau ada hal-hal yang enggak wajar dan mencurigakan. Makanya, kalau kita sudah hafal dengan bau, warna dan wujud cairan yang sehat, kita akan bisa mengenali perubahan yang terjadi apabila ada ketidakberesan.

Kebersihan daerah kewanitaan juga bisa dijaga dengan sering mengganti pakaian dalam, paling enggak sehari dua kali di saat mandi. Apalagi, kalau kamu cewek yang aktif secara fisik dan mudah berkeringat, Kalau kamu suka, kamu bisa menggunakan panty liners atau pembalut tipis sekali pakai untuk melapisi pakaian dalammu dan menjaga vaginamu dari kelembaban yang berlebihan. Begitu merasa lembab, itu aja yang diganti, jadi enggak perlu bawa-bawa celana dalam kotor ke mana-mana.

2. Menjaga kesehatan pada masa menstruasi

Pada saat menstruasi rasanya kita bete banget karena ribet. Tetapi, namanya juga cewek, menstruasi adalah hal yang normal yang harus kita jalani, karena pada saat itu rahim sedang meluruhkan lapisan dinding rahim yang berupa darah yang enggak dipakai karena enggak terjadi pembuahan.

Untuk menampung darah yang keluar itu cewek menggunakan pembalut wanita. Di pasaran bisa kita temui berbagai macam pembalut dengan berbagai kelebihan yang ditawarkan. Terserah kita, mau pilih yang mana yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan kantung. Tetapi, yang penting adalah bahwa pembalut itu harus berbahan yang lembut, menyerap dengan baik, enggak mengandung bahan yang bikin alergi (misalnya parfum atau gel) dan merekat dengan baik pada celana dalam. Pembalut itu perlu diganti sekitar empat sampai lima kali dalam sehari untuk menghindari pertumbuhan bakteri yang berkembang biak pada pembalut tersebut, dan menghindari masuknya bakteri tersebut ke dalam vagina.
Cewek mengalami menstruasi rata-rata selama dua-tujuh hari. Masing-masing cewek punya pola sendiri-sendiri yang merupakan kondisi normal baginya. Kalau biasanya dia mens tiga hari, maka mens tujuh hari adalah enggak normal baginya. Sedangkan untuk mereka yang biasanya mens selama tujuh hari maka mens empat hari adalah engak normal buat dia. Kalau kalian mengalami hal ini, lihat ketidanormalan yang lain dan segera periksakan diri ke dokter.



3. Memilih pakaian dalam

Selain musti sering ganti secara teratur, kita juga perlu memilih pakaian dalam yang baik. Pakaian dalam (celana dalam dan BH) yang baik bukan berarti harus yang mahal dan bermerek. Bikin sendiri juga boleh kalau kamu bisa. Yang penting adalah bahan yang digunakan sebaiknya yang terbuat dari bahan alami (katun), sehinga dapat menyerap keringat, membiarkan kulit bernapas sehingga membuat kita merasa nyaman. Bahan sintetis seperti nilon akan membuat kita kegerahan dan mebuat vagina menjadi lembab. Hal ini sangat disukai bakteri dan jamur untuk berkembang biak.

Ukuran celana dalam juga perlu jadi pertimbangan. Jangan pilih celana dalam yang terlalu ketat karena selain gerah juga menyebabkan peredaran darah enggak lancar. Pilih aja yang ukurannya sesuai, enggak terlalu ketat, tetapi juga enggak kedodoran. (Malu kan kalau lagi nunggu bus mau berangkat sekolah terus celana dalamnya melorot? Bisa-bisa kamu ngetop sesaat!).

Untuk BH, sama saja, pilih yang terbuat dari bahan yang nyaman dan ukurannya sesuai dengan ukuran payudaramu. Orang yang payudaranya besar sering kali merasa lebih nyaman menggunakan BH yang ada kawatnya (wire bra), karena bisa menyangga payudara dengan lebih baik. Tetapi, ada juga yang enggak suka lapisan busa karena terlalu tebal dan bikin gerah. Semua terserah kamu, yang penting nyaman. Buat apa pake pakaian yang kelihatannya cantik, tetapi membuat kamu tersiksa? (Guntoro Utamadi, PKBI Pusat)

Mengenal Lebih Jauh Tentang Organ Kelamin Kita
Aktivitas seksual merupakan kebutuhan biologis setiap manusia untuk mendapatkan keturunan. Namun, masalah seksual dalam kehidupan rumah tangga seringkali mengalami hambatan atau gangguan karena salah satu pihak (suami atau isteri) atau bahkan keduanya, mengalami gangguan seksual. Jika tidak segera diobati, masalah tersebut dapat saja menyebabkan terjadinya keretakan dalam rumah tangga. Oleh karena itu, alangkah baiknya apabila kita dapat mengenal organ reproduksi dengan baik sehingga kita dapat melakukan deteksi dini apabila terdapat gangguan pada organ reproduksi.
Organ reproduksi pada wanita dibedakan menjadi 2, yaitu organ kelamin dalam dan organ kelamin luar. Organ kelamin luar memiliki 2 fungsi, yaitu sebagai jalan masuk sperma ke dalam tubuh wanita dan sebagai pelindung organ kelamin dalam dari organisme penyebab infeksi. Saluran kelamin wanita memiliki lubang yang berhubungan dengan dunia luar, sehingga mikroorganisme penyebab penyakit bisa masuk dan menyebabkan infeksi kandungan. Mikroorganisme ini biasanya ditularkan melalui hubungan seksual.

female repro side
Organ kelamin dalam membentuk sebuah jalur (saluran kelamin), yang terdiri dari ovarium (indung telur) berfungsi menghasilkan sel telur; Tuba falopii (ovidak) sebagai tempat berlangsungnya pembuahan; rahim (uterus) sebagai tempat berkembangnya embrio menjadi janin dan vagina yang merupakan jalan lahir. Dalam keadaan normal, dinding vagina bagian depan dan belakang saling bersentuhan sehingga tidak ada ruang di dalam vagina kecuali jika vagina terbuka (misalnya selama pemeriksaan atau selama melakukan hubungan seksual). Selama masa reproduktif, lapisan lendir vagina memiliki permukaan yang berkerut-kerut sedangkan sebelum pubertas dan sesudah menopause lapisan lendir menjadi licin. Serviks (leher rahim) terletak di puncak vagina. Sebuah saluran yang melalui serviks memungkinkan sperma masuk ke dalam rahim dan darah menstruasi keluar. Serviks biasanya merupakan penghalang yang baik bagi bakteri, kecuali selama masa menstruasi dan selama masa ovulasi (pelepasan sel telur).

male internal sexual organ
Struktur luar dari sistem reproduksi pria terdiri dari penis, skrotum (kantung zakar) dan testis (buah zakar). Struktur dalamnya terdiri dari vas deferens, uretra, kelenjar prostat dan vesikula seminalis. Skrotum merupakan kantung berkulit tipis yang mengelilingi dan melindungi testis. Skrotum juga bertindak sebagai sistem pengontrol suhu untuk testis, karena agar sperma terbentuk secara normal, testis harus memiliki suhu yang sedikit lebih rendah dibandingkan dengan suhu tubuh. Otot kremaster pada dinding skrotum akan mengendur atau mengencang sehinnga testis menggantung lebih jauh dari tubuh (dan suhunya menjadi lebih dingin) atau lebih dekat ke tubuh (dan suhunya menjadi lebih hangat).

Testis memiliki 2 fungsi, yaitu menghasilkan sperma dan membuat testosteron (hormon seks pria yang utama). Sperma yang merupakan pembawa gen pria dibuat di testis dan disimpan di dalam vesikula seminalis. Ketika melakukan hubungan seksual, sperma yang terdapat di dalam cairan yang disebut semen dikeluarkan melalui vas deferens dan penis yang mengalami ereksi.
Sama seperti tubuh kita, organ reproduksi kita juga rentan terkena penyakit apabila kita kurang memperhatikan kebersihan dan kesehatannya. Pada pria, beberapa penyakit yang bisa menyerang antara lain kanker penis, kanker prostat, hernia, impotensi dan ejakulasi dini. Sedangkan pada wanita dapat timbul penyakit mulai dari keputihan hingga kanker pada leher rahim, rahim, indung telur, payudara, vagina ataupun saluran telur.
Sebelum terlambat, alangkah baiknya apabila kita dapat mencegah penyakit-penyakit tersebut menyerang organ reproduksi kita, salah satunya dengan senantiasa merawat dan menjaga kebersihan organ reproduksi kita. Merawat kebersihan daerah ‘pribadi’ (organ seksual), mungkin tidak kita lakukan sesering merawat kebersihan organ tubuh lainnya. Padahal kebersihan pada daerah tersebut, juga membutuhkan perhatian yang ekstra pula. Pasalnya pada daerah-daerah organ seksual tersebut, keringat yang dihasilkan cukup berlebih. Alhasil daerah tersebut pun menjadi lebih lembab, sehingga bakteri yang menyebabkan penyakit dan bau tak sedap dapat berkembang-biak dengan baik.
Beberapa cara yang umum dan dapat kita coba untuk menjaga kebersihan alat reproduksi, antara lain :
•    Mandi secara teratur (2 kali sehari).
•    Mencuci bagian luar organ seksual, dengan sabun kulit setiap buang air kecil atau pun air besar.
•    Menggunakan air yang bersih untuk mencuci organ reproduksi.
•    Mengganti celana dalam sehari sekali.
•    Memakai pakaian dalam berbahan katun, untuk mempermudah penyerapan keringat.
•    Hindari menggunakan pakaian dalam orang lain, untuk menghindari penularan penyakit.
•    Mencukur rambut disekitar daerah kemaluan, untuk menghindari tumbuhnya bakteri yang menyebabkan gatal pada daerah reproduksi tersebut.
•    Gunakan pakaian dalam sesuai ukuran, tidak terlalu ketat dan terlalu longgar sehingga kita juga dapat merasa nyaman ketika beraktifitas.

Selain dengan cara-cara tersebut diatas, masih dibutuhkan pula perawatan-perawatan lain yang dibutuhkan alat reproduksi, bergantung pada jenis kelamin. Untuk wanita, dapat menerapkan langkah-langkah sebagai berikut :
•    Menjaga Kelembaban Daerah Vagina :
Setelah buang air kecil atau air besar, bersihkan bagian luar daerah vagina secara hati-hati dengan air dan sabun kulit yang lembut. Ketika membersihkannya, sebaiknya menggunakan air hangat.
•    Mengganti Pembalut Sacara Rutin
Ketika menstruasi gantilah pembalut lima kali sehari, untuk mencegah pertumbuhan bakteri. Pasalnya ketika menstruasi, pembuluh darah dalam rahim sangat rentan terkena infeksi. Untuk memilih jenis pembalut, sebaiknya gunakan pembalut yang menggunakan campuran zat-zat yang dapat menyebabkan alergi , misalnya gel dan parfum. Selain itu, pilih pembalut yang mampu melekat dengan baik pada pakaian dalam kita.
Sedangkan untuk pria, perawatan daerah vitalnya tidak jauh berbeda dengan cewek. Beberapa hal lain yang diperlukan untuk menjaga kesehatan daerah pribadinya :
•    Khitan/ Sunat
Dengan dikhitan, bakteri dapat lebih mudah dibersihkan setelah buang air kecil. Pasalnya dengan kepala penis terbuka, tidak diperlukan usaha khusus untuk membersihkannya.
•    Mengeringkan organ vital setelah buang air kecil
Untuk mencegah tumbuhnya jamur pada daerah vital, sebaiknya sebelum memakai pakaian dalam, keringkan terlebih dahulu daerah tersebut dengan handuk untuk mengurangi kelembaban pada daerah vital tersebut.
Selain cara-cara yang telah disebutkan di atas, masih ada 1 hal penting yang harus diingat, yaitu hindari melakukan hubungan seksual dengan pasangan berganti-ganti. Ingatlah bahwa kuman penyebab penyakit juga bisa berasal dari pasangan Anda. Jika pasangan berganti-ganti, tentunya tak mudah mendeteksi siapa yang menulari Anda. Peradangan sangat berhubungan dengan penyakit menular seksual dan tingkah laku seksual bebas.
Kesehatan organ reproduksi sebaiknya mulai diperhatikan sejak dini. Ingatlah bahwa kesehatan organ reproduksi juga mempengaruhi kesehatan kita secara keseluruhan. Dengan senantiasa merawat menjaga kebersihan organ reproduksi, kita dapat terhindar dari penyakit kelamin dan pada akhirnya kesehatan tubuh kita pun tetap terjaga. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar