Cari Blog Ini

Kamis, 01 Oktober 2020

Cerdas

#cerdas

 

Dipapan tulis, saya menggambar sebatang pohon kelapa ditepi pantai, lalu

sebutir kelapa yg jatuh dari tangkainya.

Lalu saya bercerita, ada 4 anak yg mengamati fenomena alam jatuhnya buah kelapa ditepi pantai itu.

 

Anak ke 1 : dengan cekatan dia mengambil secarik kertas, membuat

bidang segi tiga, menentukan sudut, mengira berat kelapa, dan dengan

rumus matematikanya anak ini menjelaskan hasil perhitungan ketinggian

pohon kelapa, dan energi potensial yg dihasilkan dari kelapa yg jatuh

lengkap dengan persamaan matematis dan fisika.

 

Lalu psycholog tanya ke siswa saya? Apakah anak ini cerdas?... dijawab

serentak sekelas ... iya ... dia anak yg cerdas. Lalu saya lanjutkan cerita ...

 

Anak ke 2 : dengan gesit anak ke dua ini datang memungut kelapa yg

jatuh dan bergegas membawanya ke pasar, lalu menawarkan kepedagang dan

dia bersorak ... yesss ... laku Rp 5.000.

 

Kembali saya bertanya ke anak2 dikelas ... apakah anak ini cerdas?...

anak2 menjawab iyaa ... dia anak yg cerdas. Lalu saya lanjutkan cerita...

 

Anak ke 3 : dengan cekatan, dia ambil kelapanya kemudian dia bawa

keliling sambil menanyakan, pohon kelapa itu milik siapa? Ini kelapanya jatuh mau saya kembalikan kepada yg punya pohon.

 

Saya bertanya kepada anak2 ... apakah anak ini cerdas?... anak2 dengan mantap

menjawab ... iya ... dia anak yg cerdas.

Sayapun melanjutkan cerita ke empat ...

 

Anak ke 4 : dengan cekatan, dia mengambil kelapanya kemudian dia

melihat ada seorang kakek yg tengah kepanasan dan berteduh dipinggir

jalan. "Kek, ini ada kelapa jatuh, tadi saya menemukannya, kakek boleh

meminum dan memakan buah kelapanya".

Lalu saya bertanya ... apakah anak ini, anak yg cerdas? anak2 menjawab,

iya ... dia anak yg cerdas.

 

Anak2 menyakini bahwa semua cerita diatas menunjukan anak yg cerdas.

Mereka jujur mengakui bahwa setiap anak memiliki "Kecerdas-unikan-nya".

Dan mereka ingin dihargai "Kecerdas-unikan-nya" tersebut.......

 

Namun ... yg sering terjadi ... dunia & kita para orang tua dan pendidik, menilai kecerdasan anak hanya dari satu sisi, yakni ?

 

"Kecerdasan Anak Pertama, Kecerdasan Akademik", Lebih parahnya, kecerdasan yang dianggap oleh negara adalah kecerdasan anak pertama yg diukur dari nilai saat mengerjakan UN.

 

Sedang ... "Kecerdasan Finansial" (anak no 2), "Kecerdasan Karakter" (anak no 3) dan "Kecerdasan Sosial" (anak no 4). Belum ada ruang yg diberikan Negara untuk mengakui kecerdasan mereka.

 

Anak Anda termasuk nomor berapa?

 

Saya jadi ingat, dulu sering kami jadikan olok olokan saat SMA, antara anak IPA dan anak IPS, siapa yg sebenarnya cerdas?

 

Anak anda semuanya adalah anak2 yg cerdas dengan "Keunikan Kecerdasan-nya" masing2 ... hargai dan jangan samakan dengan orang lain atau bahkan dengan diri anda sendiri.

 

Mari hargai kecerdasan anak kita masing2,  dan siapkan mereka dengan 4 kecerdasan (Akademik, Finansial, Karakter & Sosial) sebagai pedoman/kompas dimana mereka akan mengarungi lautan hidup kelak.

 

#TiapManusiaLahirDenganKecerdasUnikMasingMasing😇😇😇

#SeeYouAtTheTOP🌟🌟🌟

#SalamSuperSuksesMulia🏇🏇🏇🏁🏁🏁

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar